Tertahan di Kabul, Masuk Bunker

Pada tanggal 15 April 2012, pukul 08:00, kami berempat beramah tamah dengan staf KBRI di Kabul, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari Hotel Park Star bapak Endang Rohiyat, dan diterima baik di KBRI oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Bp. Mohammad Ichsan.

Setelah dijamu makan siang oleh KBRI, sekitar pukul 13:00 waktu Kabul, kami berempat kemudian berpamitan menuju hotel Park Star Kabul karena akan check out dan berencana mengejar penerbangan ke Dubai pukul 16:40 untuk kembali ke Tanah Air segera.

Namun ketika kami sudah siap meninggalkan hotel Park Star Kabul pukul 13:30, tiba-tiba pihak keamanan hotel melarang kami berangkat menuju Bandara International Kabul. “No, we got suicide bombers. You must go back inside and stay!”

Kami menurut, sambil berpikir mudah-mudahan masih bisa mengejar pesawat kami ke Dubai. Dan kami pun kembali duduk di lobby hotel.

Tidak lama kemudian terdengar rentetan tembakan senjata api dan ledakan di luar pagar hotel. Dan kepala bagian keamanan hotel, seorang laki-laki kekar kulit putih berkebangsaan Inggris, dengan pakaian lengkap siap perang sambil membawa senjata berat, menunjuk kami dan berkata ”All of you, leave your luggage here! And go downstairs, to the bunker. We got a suicide bomber and a possibility of Hotel’s raid and attack! NOW!”

Semua tamu harus turun dan masuk ke dalam bunker hotel PARK STAR!

Berbeda dari hotel KABUL STAR yang terletak tidak jauh dari PARK STAR. KABUL STAR terletak di tepi jalan protokol kota Kabul, dengan pengamanan tanpa pagar tinggi/benteng. Akibatnya Kabul Star menjadi sasaran serangan pihak bersenjata. Pihak Colombo Plan mengikuti protap keamanan di Kabul, dengan menempatkan semua orang yang dibawah koordinasinya di hotel PARK STAR yang jauh lebih aman. Belakangan diketahui bahwa Hotel KABUL STAR pada 15 april 2012 diduduki oleh penyerang Taliban, dan digunakan sebagai basis penyerangan ke gedung parlemen dan beberapa kedutaan besar negara asing disekitarnya.

Kami memasuki sebuah ”War Bunker” yang sengaja dibangun untuk mengantisipasi serangan seperti ini. Sebuah ruangan luas, nyaman, terang, berventilasi dan AC, berfasilitas lengkap dengan 2 pintu baja besar dua lapis yang dijaga luar dalam oleh anggota kemanan hotel bersenjata lengkap. Ditempat inilah kami berempat dan sekitar 50 orang yang terdiri dari tamu dan staf hotel menunggu sekitar 9 jam lebih dari pukul 13:30 – 22:30. Setiap satu jam, kami dikumpulkan dan diceritakan situasi terakhir diluar. Sementara kami agak tegang karena suara tembakan dan ledakan sayup-sayup terdengar, ditambah dua kali mati lampu yang mulai membuat kami menyangka ada apa-apa dan berimajinasi liar tentang apa yang bisa terjadi dengan kami semua.

Dari beberapa kali informasi yang didapat dari petugas keamanan Park Star Hotel, konon di jalan dekat hotel kami terjadi tembak menembak, dan ada dua pembom bunuh diri yang meledak, lalu dekat taman juga ada Taliban yang diserang polisi dan militer setempat. Konon juga ada puluhan ekspatriat yang terluka bahkan meninggal terkena peluru nyasar. Kami berdo’a semakin kuat. Sementara itu keluarga dan teman-teman kami telah mengetahui keadaan kami dari pesan pendek dan melalui Twitter yang kami kirim, dan update dengan berita-berita positif agar tidak menimbulkan kecemasan di tanah air. Saya dan Farhan bahkan mengirim foto dengan muka yang riang gembira di bunker, mengirimkan kesan bahwa kami baik-baik saja.

Kepala rombongan kami, Muhamad Farhan, adalah orang yang paling tenang, beliau lah yang menjaga kepala kami tetap dingin dan hati kami tetap positif. Belakangan setelah meninggalkan Kabul, beliau langsung pusing-pusing dan mual, rupanya biarpun terlihat tenang, sebenarnya selama ini beliau stress, memikirkan keselamatan kami.

Pukul 22:30 kami diperkenankan mengambil koper kembali ke kamar masing-masing, dibumbui dengan peringatan petugas keamanan agar tetap terus mematikan lampu kamar, biar tidak mencolok katanya. Kepala keamanan juga berpesan agar bila ada ketukan di pintu kamar, harus segera bersiap untuk kembali lagi ke dalam Bunker.. just in case ada sesuatu yang buruk terjadi, katanya.

Terus terang saya mengatakan kepada Farhan, ”Kang saya takut, kamar saya dan kang Farhan itu ada jendela besar menghadap ke jalan, bagaimana kalo ada sniper iseng! Bagaimana kalau ada RPG nyasar??” Atas dasar itu akhirnya kami bersepakat untuk tidur berempat di satu kamar, dan bergantian tidur-bangun seperti ronda. Satu orang juga bertugas untuk membrowsing berita di internet dan TV cable di kamar, dan mengupdate situasi dari sudut pandang berita diluar hotel.

Sementara itu tembak menembak di luar hotel PARK STAR masih terus berlangsung, hanya bedanya di kamar kami bisa dengan jelas mendengar suara rentetan senjata dan dentuman beruntun, non stop! Sepanjang malam. Kadang-kadang saya melihat langit berubah warna beberapa detik setelah ledakan-ledakan besar. Ini menakutkan!

Semalamam terdengar jelas tembak menembak dan deru helikopter tempur berputar-putar di atas Kabul, terutama diatas pukul 3:00 pagi.

Pada pukul 08:00 tiba-tiba semua suara tadi berhenti, 10 menit kemudian, kami mengetahui dari Twitter wartawan Al-Jazeera bahwa, penyerang Taliban terakhir telah dilumpuhkan, dan gedung disebelah Kabul Star telah dikuasai militer Afghanistan. Serangan yang disebut oleh pihak Taliban sebagai ”Spring Attack” yaitu semacam launching dan premier teror yang akan mereka lancarkan sepanjang musim panas nanti, telah selesai. 35 orang meninggal, belasan luka-luka. Semua penyerang Taliban tewas.

Kami menunggu sampai satu jam kemudian untuk memastikan keadaan sudah tenang. Setelah mengkonfirmasi dengan pihak hotel, akhirnya kami bisa kembali ke kamar masing-masing untuk mandi dan membayar tidur yang terganggu tadi malam.

Tembak menembak di luar hotel PARK STAR berlangsung dari 15 April 2012 pukul 13:30 sampai 16 April 2012 pukul 08:00. Sepanjang masa itu semua tamu termasuk kami, empat orang anggota delegasi Indonesia, mendapatkan perhatian dan perlakuan sangat baik dari pihak hotel, staf lokal Colombo Plan di Kabul dan staf KBRI.

Pagi itu Kabul yang aman tentram dan segar telah kembali, penduduk Kabul melakukan aktifitasnya seperti biasa, sekan tidak terjadi apa-apa sehari sebelumnya. Mungkin mereka telah terbiasa..

Perjalanan keluar dari Kabul

Paginya, kami berempat dievakuasi dari Hotel menuju ke KBRI dengan menggunakan kendaraan anti peluru milik KBRI KABUL, evakuasi berjalan lancar.

Pada pukul 14:00, masih dengan menggunakan kendaraan anti peluru milik KBRI Kabul, kami melalui jalur protokoler diplomatik dievakuasi ke Bandara International Kabul. Tiba di bandara pukul 15:00, dan tinggal landas pukul 17:00 dengan pesawat FLY DUBAI menuju bandara International Dubai untuk transit dua hari. Kami tiba di Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 18 April 2012 pukul 22:30 malam.

Apresiasi tertinggi disampaikan kepada semua pihak yang terkait dalam memberikan dukungan dan bantuan selama ini, khususnya kepada Kuasa Usaha ad Interim dan staf KBRI Kabul, serta perhatian khusus Menteri Luar Negeri terhadap relawan YCAB guna menjamin perlindungan dan keselamatan kami sampai tiba di Jakarta. Juga kepada keluarga kami yang tanpa henti mendoakan keselamatan kami dari Tanah air.

Farhan bertanya kepada saya, ”Mo Kapok nteu?” ”Nggak kang..” ”September kita ke Iraq yuk?” ”Hayuk kang!” 




Leave a Reply.