Pictureini penjaga hotel kami, menyandang AK 47
Mo!.. Mau ya ikut ke Kabul?? Kata kang Farhan sambil memperlihatkan sms dari Riva (Colombo Plan) kepada saya. Tanpa pikir panjang, saya langsung menyambut.. Hayu kang! Mari berpetualang..

Awal petualangan

Pada tanggal 9 April 2012, Yayasan Cinta Anak Bangsa(YCAB) dalam rangka kerjasama dengan Colombo Plan, mengirim empat orang relawannya yang memiliki latar belakang profesi media, untuk meliput dan memberikan pelatihan capacity building untuk media planning bagi para petugas kantor informasi publik dari Colombo Plan dan Kementerian Anti Narkotika Republik Islam Afghanistan. Program ini dilaksanakan pada tanggal 10 – 14 April 2012 di Hotel Park Star, Kabul.

PictureKika: Bina, Mo, Farhan, Heka
Kami berempat adalah :
1.MUHAMMAD FARHAN, selebritis/presenter terkenal Indonesia sebagai Ketua Dewan Penasihat YCAB dan Penyiar Delta FM
2.HEKA IRAWAN Asisten dari Farhan dan fasilitator training
3.BINA SEPTRIONO Wartawan Suara Merdeka Semarang & Trainer
4.Dan saya, MO SIDIK, Konsultan Komunikasi Radio dari Bandung & Public Speaker/ Stand Up Comedian


Setelah menempuh perjalanan hampir 11 Jam (minus transit di Dubai) akhirnya kami mendarat di Kabul International Airport. Pukul 7:00 pagi pesawat kami, FlyDubai mendarat di Landasan airport Kabul. Terlihat hanya ada 2 sampai 3 pesawat komersil, sisanya; beberapa pesawat milik swasta dan milik PBB, beberapa pesawat tempur, belasan Hercules, dan puluhan Helikopter militer.

Suasana Kabul, Afghanistan

Ketika kami menginjakan kaki, turun dari pesawat, yang bisa kami ucapkan adalah Subhanallah.. ini negeri indah sekali. Luas, berbukit-bukit dan dikelilingi oleh pegunungan dengan salju di puncaknya. Udaranya segar, dingin karena baru saja memasuki musim semi, setelah melalui salah satu musim dingin terdingin dalam sejarah Afghanistan. Perjalanan Airport menuju hotel Park Star Kabul pun merupakan pengalaman yang luar biasa.

Kabul adalah kota yang amat kacau balau. Debu dimana-mana, bangunan-bangunan lama, di kiri-kanan jalan, tidak ada lampu pengatur lalu lintas, orang berjalan kaki hampir dimana saja, trotoar, tepi jalan, sampai ke tengah jalan!. Sepeda, motor berseliweran ke berbagai arah, demikian juga dengan mobil, liar.. parkir sembarangan, mengambil jalan seenaknya saja dan jalanan dimana-mana macet!. Tercatat dalam perjalanan 25 menit bandara menuju hotel 6 kali supir taksi tembak kami memaki dalam bahasa Dari.

Lalu taksi pun berhenti di sebuah jalan tertutup tembok tinggi. “We are here? Is this Park Star Hotel?” kita sudah sampai di hotel? “Yes” jawab supir taksi mantap.. Hotel mana hotel? Kok nggak keliatan? Ini cuma tembk besar, ada pintu kecil dari besi. Lalu ada orang setengah bule berpakaian coklat menenteng senjata otomatis AK 47 mengetuk jendela? “Are you a guest? Ooh.. welcome to Park Star Hotel”


PictureMakan besar ala Afghanee
Hotel Park Star Kabul, salah satu hotel termewah di Afghanistan, pernah mengalami serangan bom bunuh diri Taliban sebanyak 2 kali. Maka dari itu dibangunlah benteng mengelilingi hotel ini, jalan masuk hotel ditutup untuk umum dan mobil dijaga 4 pengawal bersenjata. Itu baru jalannya. Belum pintu masuk hotel. Hotel dilapisi dengan tembok tebal tinggi, untuk memasuki hotel ini kita harus melewati 1 post pemeriksaan full body search, barang semua digeledah, ada metal detektor, lalu kita harus melewati 3 pintu baja yang masing-masing dijaga 2 orang pengawal bersenjata AK 47 di bagian luar dan dalam. Setelah itu baru kita bertemu dengan bagian Front Office. Sungguh sangat ketat keamanan Hotel ini.

Karena kami diundang oleh sebuah yayasan internasional, maka kami harus mengikuti prosedur keamanan super detail mereka sebelum memasuki kamar masing-masing dan istirahat. Prosedur keamanan diantaranya adalah kami harus memakai pakaian lengkap dan kaus kaki, sepatu harus diletakan di samping tempat tidur, dompet, paspor, dan HP di satu wadah yang mudah dibawa. Gunanya adalah bila terjadi serangan, kami bisa langsung pakai sepatu, dan sempat mengambil semua keperluan identitas untuk segera menuju ke bunker yang berada di lantai basement hotel. Kami juga tidak diperkenankan keluar hotel tanpa pengawalan dari pihak Colombo Plan. Ketat sekali.

Picturekitorang basaudara
Kami dipilih dan bersedia dikirim ke Kabul karena ini memang merupakan kesempatan langka. Di sisi lain kehadiran keempat trainer dan relawan dari YCAB dengan latar belakang media, diharapkan mampu mempererat hubungan dengan rakyat dan pemerintah Afghanistan. Komunikasi dua negara lewat program ini, memungkinkan keterbukaan informasi tentang Afghanistan kepada bangsa Indonesia, apalagi kami berempat adalah para pekerja media.
Maka dari itu workshop dan peliputan berlangsung lancar, bahkan Kementrian Anti Narkotika Republik Islam Afghanistan, menilai delegasi YCAB memberikan nilai tambah besar pada program tersebut, workshop kami berakhir pada 14 April 2012, ditutup dengan rasa haru karena para peserta sangat menyukai kami, dan mereka menilai Indonesia adalah negara yang besar sebagai sahabat baik negara Afghanistan. Ya, mereka mengangkat kami menjadi saudara dekat mereka..


Picture
Ber-Stand Up Comedy di Afghanistan
Di akhir sesi terakhir, saya sempat melakukan stand up comedy dan meskipun setiap lawakan diterjemahkan dulu ke bahasa Dari dan Pashto (bahasa nasional Afghanistan) sehingga terjadi delay tawa, namun bit-bit saya bisa diterima dan dicerna dengan baik, sehingga menuai tawa.

Wah tak terasa sudah Lima hari kami di Kabul, besok waktunya pulang!.. pesawat kami akan take off jam 16:30 waktu setempat, tak sabar rasanya untuk kembali ke tanah air.


Link Nekad Traveler TELKOMSEL: disini
Link Video NEKAD TRAVELLER: disini